ArtMagz
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
No Result
View All Result
ArtMagz
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
No Result
View All Result
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
Home Opini

Etnofotografi Edy Utama: Membenahi Hulu, Menjernihkan Muara

Sabtu, 25/10/25 | 06:50 WIB
in Opini
0
Post Views: 579
Dr Abdullah Khusairi, MA, Dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, pernah jadi wartawan di Padang Ekspres dan Padang TV, serta menulis beberapa buku. (Foto : Dok)

Oleh: Abdullah Khusairi

PULUHAN bidikan kamera Edy Utama, dengan pendekatan seni visual yang tepat, memberi pesan tentang pembangunan kebudayaan mesti dimulai dengan membenahi hulu, agar jernih di hilir. Pemangku kepentingan, entah itu politisi, penguasa, hingga siapapun mesti sadar tentang akar keberagamaan yang ada hari ini tiada lain bersandar pada masa lalu. Sayangnya, masa lalu itu seperti sengaja dilupakan. Dibiarkan lapuk sendiri.

Kesan ini terasa setelah menikmati foto-foto karya Budayawan Edy Utama dalam Pameran Etnofotografi bertajuk Islam di Minangkabau; Surau dan Keberagamaan di Sumatera Barat, Taman Budaya 24-31 Oktober 2025.

Baca Juga

Festival Agriculture Punggung Kasiak 2025, Padukan Kekuatan Budaya Minangkabau dan Sektor Pertanian

Festival Agriculture Punggung Kasiak 2025, Padukan Kekuatan Budaya Minangkabau dan Sektor Pertanian

Senin, 24/11/25 | 20:34 WIB
DPD RI Minta Biarkan Masyarakat Papua Hidup Tenang di Atas Tanah Milik Mereka

DPD RI Minta Biarkan Masyarakat Papua Hidup Tenang di Atas Tanah Milik Mereka

Senin, 24/11/25 | 20:24 WIB
Reuni Akbar 212 Kembali Digelar di Monas; Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Penjahat

Reuni Akbar 212 Kembali Digelar di Monas; Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Penjahat

Senin, 24/11/25 | 20:04 WIB

Di hulu, pada karya-karya Edy Utama, memang terbukti tidak pernah disentuh pembenahan, kurang perhatian, dibiarkan usang dari pemajuan kebudayaan. Masih mujur, sebagian masyarakat tetap mencintai dan menjalankan budaya sebagai bagian perjalanan dan peristiwa spiritual. Pada titik inilah, pertahanan terakhir di hulu masih terjaga.

Sementara itu, di hilir, di muara, yang baru dirayakan, diberi tempat bahkan seperti mesti diputus rantai sejarahnya dengan yang di hulu. Ini pesan dan kritik yang sangat halus, mengingatkan mata bathin para pemangku kepentingan untuk memikirkan strategi kebudayaan mesti pergi ke hulu. Menyelami, menggali, mempelajari, agar lahirnya kejernihan peradaban di masa depan.

Menikmati pameran ini, diajak untuk menelusuri relung-relung sunyi spiritualitas masa lalu yang kini masih bertahan dalam terpaan zaman. Misal, bangunan surau yang terbiarkan terbengkalai dan lusuh. Dibiarkan sepi dimakan usia tanpa ada yang peduli menyentuhnya. Edy Utama seakan-akan menyampaikan pesan itu melalui karyanya, sentuhlah wahai kekuasaan!

Bidikan Edy Utama memiliki nilai kabar yang sangat tinggi untuk mata bathin kita. Sebagai fotografer, berbasis seni dan jurnalisme, pada pameran ini, memberi kritik kultural tajam terhadap kecenderungan masyarakat modern, termasuk elite agama dan politik, yang lebih gemar menata citra ketimbang menata akar budaya.

Acara pembukaan pameran etnofotografi karya seniman dan budayawan Edy Utama. (Foto :Ika)

Bagaimanakah batang, dahan, daun, ranting, pucuk, bunga, hingga bisa menghasilkan buah, jika akar tak pernah dipupuk? Bukankah, jika di hulu dibiarkan kering, maka hilir hanya akan menjadi keruh dan tiada bermakna.

Islam di Minangkabau dalam karya Edy Utama, memberi kesan kemegahan ritual keberagamaan yang pernah ada dan masih bertahan. Jejak peristiwa budaya dan spiritual di Pariaman, Agam, Tanahdatar, Sijunjung, hingga Lubuk Sikaping, merupakan memori kolektif tak terbantahkan tentang keberislaman yang membumi. Setelah menikmati foto-foto ini, satu hal yang terasa; jangan-jangan Edy Utama sedang mencemooh kita yang sedang melupakan masa lalu itu.

Apalagi kini, bila dilihat dari kecenderungan perhatian secara politik dan pembangunan. Hampir sulit dipercaya, perhatian tersebut tidak pernah mampu menyadarkan semua pihak tentang sumber otentik yang mestinya terjaga dan terpelihara. Arah kebijakan itu mungkin ada, tapi hampa dan banal. Padahal, di banyak budaya di luar sana, justru kemajuan sejati justru lahir dari kemampuan menjaga sumber-sumber di hulu. Sehingga kejernihan di muara dapat dikabarkan kepada dunia. Bukan sebaliknya, membawa semua dari muara dengan daya rusak yang besar diusung ke hulu.

Ketua Panitia Pameran, Tuanku Muhammad Taufik, S.Ag, M.Si, dalam sambutannya menyatakan pameran ini menjadi pengingat tentang corak keberagamaan Islam di Minangkabau yang perlu diberitahu kepada generasi muda dan juga dunia. Senada dengan itu, sebagaimana dalam sambutannya, Edy Utama menyatakan, belajarlah ke hulu agar jernih di muara. Dari etnografi ini, keberagamaan Islam di Minangkabau sesungguhnya sangatlah jernih di hulu, sayangnya kini sering sekali dikeruhkan suasananya di muara. Tahniah, Bung! *)

Penulis adalah Dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, pernah jadi wartawan di Padang Ekspres dan Padang TV, serta menulis beberapa buku.

ShareSendShare

Most Viewed Posts

  • Istri Rektor ITP Hendri Nofrianto Berpulang ke Rahmatullah (15,472)
  • Lalai Eksekusi Bupati Pessel, LBH Sumbar akan Laporkan Kejari Painan ke Jamwas dan Komjak (11,745)
  • Klaim Rinaldi sebagai Ketum IKA FMIPA Unand Ditolak Alumni (9,347)
  • Ibunda Tercinta Mulyadi Wafat, Banyak Tokoh Nasional Kirim Karangan Bunga Duka Cita (9,063)
  • Ambulans Sumbangan Warga Padang Ikut Bantu Evakuasi Korban di Palestina (9,026)
  • Mevrizal: Profesi Pengacara Syariah Menggiurkan dan Kian Diminati (8,297)
  • Menakar Peluang DPD RI Dapil Sumbar di Pemilu 2024 (7,380)
  • Memenuhi Syarat, Bacalon DPD RI Hendra Irwan Rahim Dinilai Paling Siap (6,869)
  • Puncak Peringatan Hari Koperasi, Hendra Irwan Rahim: Dua Menteri Bakal Hadir di Sumbar (6,719)
  • DPD RI Bentuk Pansus Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer (5,807)

Berita Lainnya

Inyiak Rajo: Pemimpin Baru dan Harapan Baru

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

Jumat, 21/2/25 | 00:37 WIB
‘Raja Penyair’ Pinto Janir Tampil Memukau di Acara Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar

‘Raja Penyair’ Pinto Janir Tampil Memukau di Acara Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar

Kamis, 30/5/24 | 06:00 WIB
‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Taman Budaya Sumbar Itu Pengawal Peradaban!

‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Taman Budaya Sumbar Itu Pengawal Peradaban!

Jumat, 14/6/24 | 20:18 WIB
“78 Tahun Makmur Hendrik”, Rektor Unand: Kaya akan Nilai Budaya dan Kearifan Lokal

“78 Tahun Makmur Hendrik”, Rektor Unand: Kaya akan Nilai Budaya dan Kearifan Lokal

Kamis, 05/6/25 | 01:41 WIB
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Dukung Gerakan Berkesenian dan Berkebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Dukung Gerakan Berkesenian dan Berkebudayaan

Jumat, 16/5/25 | 12:12 WIB
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Hamas Apresiasi Komitmen Fadly Amran Terhadap Pemajuan Kebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Hamas Apresiasi Komitmen Fadly Amran Terhadap Pemajuan Kebudayaan

Minggu, 11/5/25 | 19:31 WIB
  • Aman Makmur
  • Beranda
  • Tim Redaksi

© 2025 - Amanmakmur.com

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial

© 2025 - Amanmakmur.com