
PADANG, AmanMakmur —Sebagai pembuka acara Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar, ‘Raja Penyair’ Pinto Janir membuat pecah suasana dengan pembacaan puisinya yang enerjik serta diiringi gitar akustik dan kajon (semacam gendang) yang menyentak.
Pinto Janir berhasil memukau seratusan hadirin yang memenuhi ruangan aula di Hotel Daima Jl Sudirman Padang, dengan membawakan puisi karya Hamid Jabbar yang berjudul “Wajah Kita“.
“Almarhum Hamid Jabbar itu merupakan penyair nasional, dan kita sebagai orang Minang bangga dengannya,” ujar Pinto melalui testimoninya saat acara, Rabu (29/5/2024).
Ditegaskannya, saatnya orang Minangkabau saling membesarkan satu sama lain. Kini adalah masa dimana kebangkitan dan kejayaan kembali dunia sastra Minangkabau untuk Indonesia berjaya. Berjaya dengan hati nurani dan pikiran.
Pinto yakin bahwa ke depan Minangkabau akan tetap menghasilkan para pujangga, sastrawan-sastrawan hebat. “Minangkabau itu masih ada,” tukasnya.

Pada kesempatan acara “mendoa” tersebut, di pertengahan acara, kembali Pinto Janir tampil dengan membawakan puisi ciptaannya sendiri, yang mengungkapkan ketika negara sedang karut-marut, maka puisi adalah obatnya.
Pinto Janir merupakan seorang seniman multitalenta Indonesia asal Padang. Dimana selain sebagai penyair ia juga dikenal sebagai wartawan, penulis cerita pendek dan cerita bersambung, serta penulis lagu dan sekaligus sebagai penyanyi.
Selain Pinto Janir, turut membaca puisi beberapa orang budayawan, seniman, akademisi, profesional bisnis, guru, mahasiswa serta siswa SD. Di antaranya; Buya H Mas’oed Abidin, Dr Andria C Tamsin, Dr Sheiful Yazan, Dr Hermawan, Surya Tri Harto, Ekos Albar, Musfi Yendra, Jack Jalal, Eka Teresia, Annisa Putri dan Afiqa Carrisa Makmur.

Sementara Dr Khairul Ikhwan dan Dr Abdullah Khusairi, karena mendadak ada urusan yang tidak bisa ditinggalkan, menyampaikan salam kepada yang hadir karena tidak bisa tampil.
Acara yang digelar Hamas (Himpunan Media Sumbar) ini turut dihadiri pada budayawan dan seniman, yakni; Prof Harris Effendi Thahar, Rusli Marzuki Saria, Sastri Yunizarti Bakri, Alwi Karmena, Edy Utama, Syarifuddin Arifin, Fauzul el Nurca, Yeyen Kiram, Viveri Yudi (Mak Kari), Angga Djamar, Julia F Agusta dan banyak lainnya.
Kemudian dari Dinas Kebudayaan Sumbar, Forum Seniman Perjuangan (FPS) Sumbar, Satu Pena Sumbar, Komunitas Peduli Perempuan Indonesia (KPPI) Sumbar, Himpinan Wanita Karya (HWK) Sumbar, Penyala Literasi Sumbar, guru-guru dan siswa SMKN 6 Padang. BEM Unand, wartawan, dan lainnya.
(Ika)