
AGAM, AmanMakmur — Di balik sejuknya udara dan indahnya panorama Gunung Marapi, Nagari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, terus meneguhkan diri sebagai destinasi unggulan yang memadukan sejarah, budaya, dan kearifan lokal. Tak heran, nagari ini berhasil masuk dalam 30 besar ajang Wonderful Indonesia Award (WIA) 2025 dari Kementerian Pariwisata RI — satu-satunya wakil dari Sumbar, bahkan dari Pulau Sumatera.
Menariknya, visitasi penilaian WIA ini bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan, seolah menjadi momen yang penuh makna bagi Koto Gadang, nagari yang telah melahirkan begitu banyak tokoh besar bangsa. Dari Agus Salim, Sutan Sjahrir, hingga Rohana Koeddoes, semangat perjuangan mereka masih terasa mengalir dalam denyut kehidupan masyarakat nagari yang sarat nilai-nilai perjuangan dan kebangsaan.
Wakil Bupati Agam Muhammad Iqbal, yang hadir langsung saat penilaian di Balai Adat Nagari Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Senin (10/11/2025), mengungkapkan rasa bangga dan syukurnya.
“Koto Gadang bukan hanya indah secara alam, tetapi juga kaya akan nilai sejarah. Banyak rumah-rumah peninggalan masa lalu yang masih dipelihara dengan baik. Dari sini pula lahir tokoh-tokoh besar bangsa seperti Haji Agus Salim,” ujarnya.
Menurutnya, keindahan alam dan budaya masyarakat Koto Gadang menunjukkan bahwa pelestarian sejarah dapat berjalan seiring dengan kemajuan ekonomi. Salah satunya melalui tangan-tangan kreatif pengrajin sulaman khas dan perak yang sudah mendunia.
“Para pengrajin di sini membuktikan bahwa kearifan lokal bisa menjadi sumber ekonomi kerakyatan. Pemerintah daerah akan terus mendorong agar potensi nagari ini berkembang tanpa kehilangan jati dirinya,” tambahnya.
Selain kaya sejarah dan seni, Koto Gadang juga dikenal lewat kuliner khasnya, Itiak Lado Hijau yang selalu menjadi sajian istimewa bagi tamu dan wisatawan.
“Kami berharap para juri dapat menikmati keindahan alam, keramahan masyarakat, hingga cita rasa kuliner Koto Gadang. Semoga memberikan kesan terbaik selama di Agam,” tutur Wabup.
Sementara itu, Ni Wayan Giri Adnyani, observer WIA bidang destinasi dari Kementerian Pariwisata, menyebutkan bahwa Koto Gadang memiliki daya saing kuat di tingkat nasional.
“Kekuatan Koto Gadang terletak pada keseimbangan antara sejarah, budaya, dan keberlanjutan. Dari tata kelola sosial ekonomi hingga manajemen lingkungan, semuanya berjalan selaras. Pengalaman tinggal di homestay, mengenal pengrajin, dan mencicipi kuliner khas memberi kesan otentik yang sulit ditemukan di tempat lain,” ungkapnya.
Momentum Hari Pahlawan dan visitasi WIA ini menjadi simbol bahwa semangat para pejuang dari Koto Gadang terus hidup, tidak hanya dalam sejarah, tetapi juga dalam upaya masyarakat menjaga warisan leluhur dan mengembangkan potensi nagari dengan penuh cinta terhadap tanah air.
(R/Kominfo)












