
JAKARTA, AmanMakmur —Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS) dan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII) secara resmi menandatangani Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), Perjanjian Penjaminan, dan Perjanjian Regres untuk Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung, pada Jumat 3 Oktober 2025.
Kegiatan ini menegaskan komitmen Kementerian PU dalam memperkuat jaringan konektivitas antarkawasan sekaligus membuka peluang investasi dan pertumbuhan ekonomi baru yang selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan pembangunan jalan tol selalu memiliki arti strategis, tidak hanya bagi infrastruktur fisik, tetapi juga bagi penguatan fondasi ekonomi nasional.
“Kita berharap ruas Bogor–Serpong via Parung semakin memperkuat arus masuk Foreign Direct Investment (FDI). Kehadiran FDI bukan hanya menambah modal, melainkan juga membawa teknologi baru, tata kelola modern, dan meneguhkan kepercayaan global terhadap masa depan Indonesia,” kata Menteri Dody, melalui keterangan pers Minggu (5/10/2025).
Tol ini akan terhubung dengan ruas strategis seperti Serpong–Balaraja, BORR, Desari, dan Sentul Selatan–Karawang Barat. Kehadirannya diharapkan memperlancar mobilitas, mengurangi beban jalan arteri, memperpendek waktu tempuh, serta menumbuhkan pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jabodetabek.
“Yang patut kita syukuri, seluruh biaya pembangunannya ditanggung oleh badan usaha, tanpa membebani APBN. Hal ini menandakan bahwa keyakinan investor terhadap arah kebijakan pemerintah semakin menguat,” ujar Menteri Dody.

Selain menghadirkan konektivitas baru, pembangunan jalan tol ini juga membuka lapangan kerja, memberdayakan masyarakat sekitar, serta memberi dampak positif terhadap penurunan kemiskinan di daerah yang dilalui.
Diharapkan kehadiran Tol Bogor–Serpong menjadi bagian dari strategi besar menuju pertumbuhan ekonomi 8% yang inklusif dan berkelanjutan, sejalan dengan visi transformasi Tri Asa Kementerian PU melalui PU608.
“Mudah-mudahan konektivitas yang dihadirkan ini turut memperkuat fondasi ekonomi nasional. Jalan Tol Bogor–Serpong via Parung, misalnya, akan mempercepat distribusi pangan, memudahkan akses air bersih, mendukung pasokan energi, menurunkan biaya logistik, hingga mempercepat arus barang antarkawasan,” tambah Dody.
Pengusahaan tol dilakukan oleh PT BSIS dengan komposisi kepemilikan saham PT Persada Utama Infra, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Hutama Karya Infrastruktur. Kolaborasi antara BUMN dan swasta ini diharapkan menjadi contoh sinergi keberlanjutan pembangunan infrastruktur nasional.
(R/pu)












