
AGAM, AmanMakmur — Kecamatan Tanjung Raya kini memiliki outlet oleh-oleh khas Maninjau yang diberi nama Uni Lina. Kehadiran outlet ini menjadi langkah baru dalam memperkenalkan produk olahan berbasis potensi Danau Maninjau, sekaligus memperkuat sektor UMKM di kawasan salingka danau.
Outlet oleh-oleh ini lahir dari hasil pembinaan berkelanjutan yang dilakukan pemerintah daerah, nagari, hingga perguruan tinggi kepada pelaku usaha. Berbagai produk khas, mulai dari kuliner hingga kerajinan, kini memiliki wadah pemasaran yang lebih terpusat dan mudah dijangkau oleh wisatawan maupun masyarakat lokal.
Pemilik outlet, Uni Lina, menilai keberadaan toko ini penting untuk mendorong UMKM naik kelas. Selain mempromosikan produk lokal, outlet juga menjadi ruang kolaborasi antar pelaku usaha.
Menurutnya, tujuan utama pendirian outlet adalah memperluas pasar, menjaga kelestarian budaya daerah, dan membuka peluang ekonomi baru. “Produk khas Danau Maninjau harus bisa bersaing, tidak hanya di tingkat lokal, tapi juga di pasar yang lebih luas. Outlet ini menjadi langkah awal untuk ke arah sana,” jelasnya.
Salah seorang pelaku UMKM, Nelti, pemilik Laura Pulau Harapan, menyampaikan bahwa outlet ini membantu pelaku usaha dalam hal promosi. “Selama ini tantangan terbesar kami ada di pemasaran, terutama digital. Dengan adanya outlet, produk kami bisa lebih mudah dikenal,” ujarnya.
Dampak yang diharapkan dari keberadaan outlet meliputi peningkatan omset UMKM, penguatan brand lokal, serta pengembangan wisata berbasis ekonomi kreatif. Outlet ini juga diharapkan mendorong masyarakat untuk terus berinovasi dalam mengolah hasil-hasil Danau Maninjau menjadi produk bernilai tambah.
Ke depan, strategi seperti diferensiasi produk, kemitraan strategis, dan pemanfaatan pemasaran digital dianggap penting agar UMKM salingka Danau Maninjau semakin kompetitif.
Dengan adanya outlet pertama di Tanjung Raya ini, masyarakat dan wisatawan kini memiliki akses langsung untuk mendapatkan oleh-oleh khas Maninjau, sekaligus ikut berkontribusi pada penguatan ekonomi lokal dan pelestarian budaya.
(R/Kominfo)