
Generasi yang Hilang
Oleh: Patria Subuh
Siang itu, panas gerah menjelang tengah hari
Perut terasa lapar melilit, sementara
Bau asap dan mesiu semakin kuat membelit
Tubuh seorang anak yang tergeletak lemah
Meringkuk tak berdaya mengisi ruang pengap yang sempit.
Di sudut ruangan shelter pengungsian itu,
Seorang ibu duduk terdiam.
Memandangi tubuh anaknya yang kurus dan lemah tak terurus
Pandangan matanya nanar memancarkan kesedihan yang mendalam
Menyiratkan kekecewaan yang pilu
Kepada nasib yang sangat kelam
Kepada suratan tangan yang kejam
Tak ada air,
Tak ada makanan.
Hanya udara kering yang lembab
dan berdebu
serta bunyi mesin yang menderu-deru.
Sesekali terdengar bunyi ledakan peluru
Memekakkan telinga dan melemahkan
persendian.
“Apakah anakku tak boleh punya masa depan?” tanya ibunya.
“Atau apakah ia akan menjadi bagian dari generasi yang hilang? “
Tak dapat lagi menuai cita-cita dan harapan ?
Ibunya hanya diam termenung sambil merenung.
Menghitung nasib yang semakin tak beruntung.
Sambil bersabar dan berharap,
menunggu tangan-tangan penyelamat
yang tak juga kunjung mendekat.
Padang, 30 Juli 2025