ArtMagz
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
No Result
View All Result
ArtMagz
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
No Result
View All Result
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
Home Opini

Koeksistensi Semu, Penjajahan Nyata

Kamis, 29/5/25 | 10:00 WIB
in Opini
0
Post Views: 128
Irdam Imran, Alumni FISIP Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan, Angkatan 1985. (Foto : Dok)

Oleh: Irdam Imran
(Alumni FISIP Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan, Angkatan 1985)

PRESIDEN Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia siap mengakui negara Israel, dengan satu syarat: Palestina harus terlebih dahulu meraih kemerdekaannya. Sebuah pernyataan yang—jika tidak dibaca dengan cermat—terdengar sebagai upaya berimbang dan moderat. Namun jika ditelisik lebih dalam, kita menemukan bahaya yang mengintai: normalisasi penjajahan melalui diplomasi.

Selama ini, posisi Indonesia terhadap Palestina selalu tegas: menolak penjajahan dalam bentuk apa pun, sesuai amanat konstitusi. “Kemerdekaan ialah hak segala bangsa,” demikian tertulis dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945. Maka, Indonesia mendukung Palestina bukan karena politik identitas, melainkan karena panggilan konstitusi dan nurani kemanusiaan.

Baca Juga

Festival Agriculture Punggung Kasiak 2025, Padukan Kekuatan Budaya Minangkabau dan Sektor Pertanian

Festival Agriculture Punggung Kasiak 2025, Padukan Kekuatan Budaya Minangkabau dan Sektor Pertanian

Senin, 24/11/25 | 20:34 WIB
DPD RI Minta Biarkan Masyarakat Papua Hidup Tenang di Atas Tanah Milik Mereka

DPD RI Minta Biarkan Masyarakat Papua Hidup Tenang di Atas Tanah Milik Mereka

Senin, 24/11/25 | 20:24 WIB
Reuni Akbar 212 Kembali Digelar di Monas; Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Penjahat

Reuni Akbar 212 Kembali Digelar di Monas; Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Penjahat

Senin, 24/11/25 | 20:04 WIB

Kini, pendekatan two-state solution atau solusi dua negara kembali diusung. Sebuah gagasan lama yang kerap dihidangkan dalam retorika damai, namun tak pernah membuahkan keadilan. Sejak Perjanjian Oslo 1993, janji dua negara itu lebih sering menjadi alat pengalihan ketimbang penyelesaian. Sementara dunia berdiskusi soal “koeksistensi damai”, Israel terus membangun permukiman ilegal, mengusir warga Palestina, dan membombardir Gaza.

Koeksistensi tanpa keadilan adalah koeksistensi semu.

Realitasnya, Israel tidak pernah mengakui hak Palestina secara penuh. Yerusalem dicaplok. Gaza diblokade. Tepi Barat dipreteli seperti potongan roti. Israel ingin dua negara hanya jika Palestina bersedia menjadi negara boneka tanpa tentara, tanpa bandara, tanpa pelabuhan, dan tanpa hak kembali bagi para pengungsi.

Mengakui Israel tanpa memastikan kemerdekaan sejati Palestina adalah bentuk kompromi terhadap penjajahan. Itu seperti mengakui apartheid Afrika Selatan pada masa lalu sambil berharap kaum kulit hitam akan merdeka suatu hari nanti.

Indonesia tidak boleh terseret dalam narasi ini. Kita bukan negara pragmatis yang mendahulukan lobi di atas prinsip. Kita memiliki sejarah panjang membela bangsa-bangsa tertindas. Bahkan, dalam Konferensi Asia-Afrika 1955, kita berdiri di garis depan memperjuangkan kedaulatan negeri-negeri terjajah.

Hari ini, kita dihadapkan pada ujian sejarah yang sama.

Jika Indonesia benar-benar ingin memediasi perdamaian, maka syarat utamanya bukan pengakuan terhadap dua negara, melainkan penghentian penjajahan. Dunia tidak memerlukan lebih banyak basa-basi diplomasi; dunia membutuhkan sikap. Tegas, konsisten, dan berpihak pada korban.

Solusi satu negara yang demokratis, setara, dan menjamin hak-hak seluruh penduduk tanpa diskriminasi, justru kian mendapat dukungan dari para akademisi dan tokoh global. Mungkin sudah waktunya kita keluar dari bayang-bayang solusi dua negara yang telah menjadi mitos, dan mulai mendorong solusi yang berakar pada keadilan hakiki.

Karena damai tanpa keadilan, hanyalah jeda sebelum penindasan berikutnya. *)

ShareSendShare

Most Viewed Posts

  • Istri Rektor ITP Hendri Nofrianto Berpulang ke Rahmatullah (15,472)
  • Lalai Eksekusi Bupati Pessel, LBH Sumbar akan Laporkan Kejari Painan ke Jamwas dan Komjak (11,745)
  • Klaim Rinaldi sebagai Ketum IKA FMIPA Unand Ditolak Alumni (9,347)
  • Ibunda Tercinta Mulyadi Wafat, Banyak Tokoh Nasional Kirim Karangan Bunga Duka Cita (9,063)
  • Ambulans Sumbangan Warga Padang Ikut Bantu Evakuasi Korban di Palestina (9,026)
  • Mevrizal: Profesi Pengacara Syariah Menggiurkan dan Kian Diminati (8,297)
  • Menakar Peluang DPD RI Dapil Sumbar di Pemilu 2024 (7,380)
  • Memenuhi Syarat, Bacalon DPD RI Hendra Irwan Rahim Dinilai Paling Siap (6,869)
  • Puncak Peringatan Hari Koperasi, Hendra Irwan Rahim: Dua Menteri Bakal Hadir di Sumbar (6,719)
  • DPD RI Bentuk Pansus Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer (5,807)

Berita Lainnya

Inyiak Rajo: Pemimpin Baru dan Harapan Baru

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

Jumat, 21/2/25 | 00:37 WIB
‘Raja Penyair’ Pinto Janir Tampil Memukau di Acara Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar

‘Raja Penyair’ Pinto Janir Tampil Memukau di Acara Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar

Kamis, 30/5/24 | 06:00 WIB
‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Taman Budaya Sumbar Itu Pengawal Peradaban!

‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Taman Budaya Sumbar Itu Pengawal Peradaban!

Jumat, 14/6/24 | 20:18 WIB
“78 Tahun Makmur Hendrik”, Rektor Unand: Kaya akan Nilai Budaya dan Kearifan Lokal

“78 Tahun Makmur Hendrik”, Rektor Unand: Kaya akan Nilai Budaya dan Kearifan Lokal

Kamis, 05/6/25 | 01:41 WIB
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Dukung Gerakan Berkesenian dan Berkebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Dukung Gerakan Berkesenian dan Berkebudayaan

Jumat, 16/5/25 | 12:12 WIB
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Hamas Apresiasi Komitmen Fadly Amran Terhadap Pemajuan Kebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Hamas Apresiasi Komitmen Fadly Amran Terhadap Pemajuan Kebudayaan

Minggu, 11/5/25 | 19:31 WIB
  • Aman Makmur
  • Beranda
  • Tim Redaksi

© 2025 - Amanmakmur.com

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial

© 2025 - Amanmakmur.com