
PADANG, AmanMakmur — Bukik Ase di Kuranji Padang kembali hidup dengan warna-warni semangat muda. Dalam rangkaian kegiatan “Seribu Senyum Nusantara (SSN) 2025”, Senyum Anak Nusantara (SAN) Chapter Padang menghadirkan edukasi lingkungan dan nilai hidup sehat kepada anak-anak Bukik Ase melalui kegiatan yang sarat makna dan inspirasi.
Berlangsung selama sehari, kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta—terdiri dari anak-anak lokal dan 35 orang para relawan SAN.
Edukasi disampaikan melalui metode yang kreatif dan menyenangkan seperti simulasi cuci tangan, lomba memilah sampah, dan pembuatan poster bertema lingkungan.
Adapun materi yang disampai oleh para relawan kepada anak-anak di Bukik Ase antara lain materi mengenai Lingkungan dan Praktik Hidup Besih dan Sehat (PHBS) dengan mencuci tangan.
Lebih dari sekadar kegiatan sosial, SSN 2025 menjadi ruang refleksi bagi para relawan untuk memaknai peran pemuda dalam pembangunan bangsa.

Anak-anak pun tampak antusias mengikuti setiap sesi, membuktikan bahwa pendidikan dapat berlangsung dengan cara yang sederhana namun berdampak besar.
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana Ali Farhan mengucapkan terima kasih kepada pihak Bukik Ase atas kesempatan dan tempat yang diberikan.
“Semoga kegiatan ini menjadi momen yang berkesan dan dapat menjadi ajang kontribusi nyata dari generasi muda untuk mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Ali, melalui keterangan persnya, Rabu (2/7/2025).

Sementara itu, Wakil Koordinator SAN Chapter Padang, Nurul Puti Amanda, menyampaikan bahwa kegiatan ini membawa semangat perubahan. “Kami ingin misi mengedukasi dan menginspirasi bisa benar-benar terasa dan meninggalkan dampak jangka panjang, baik bagi peserta maupun bagi kami sendiri,” ucapnya.
Dan terakhir sambutan dari Founder Bukik Ase, Yusrizal KW, menutup kegiatan dengan refleksi bermakna. “Kita sepaham bahwa mencerdaskan bangsa adalah tujuan kita bersama. Kalian telah membuktikan bahwa masih ada anak muda yang peduli terhadap anak-anak penerus bangsa. Teruslah berbuat kebaikan, belajar, dan menyebarkan inspirasi.” pungkasnya.
(Elena Mutia)