Oleh: Dr Ir H Is Prima Nanda, MT
KETIKA nama Ekos Albar disebut-sebut akan dicalonkan sebagai Wakil Walikota Padang yang sempat kosong cukup lama, saya saat itu sempat berkomunikasi dengan sosok yang sudah saya anggap sebagai adik sendiri ini. Rasa senang tentu. Dan, kami terlibat dalam obrolan yang cukup panjang saat itu.
Sosok Ekos ini punya kenangan tersendiri bagi saya. Bagaimana tidak, ketika tahun 1987 saya diterima menjadi mahasiswa jalur PMDK/Undangan di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung yang terletak di kampus dua Jatinangor, saya mengenal kampus lainnya yang terletak dipinggir jalan raya Jatonangor, yakni kampus IKOPIN Bandung.
Kampus yang didirikan oleh bapak Bustanul Arifin, Menteri Koperasi era itu. Di kampus inilah Ekos menimba ilmu Sarjana (S1) nya. Dan secara kebetulan Ekos ini satu kampus dengan adik saya, dan malah satu kosan. Kalau tidak salah nama kosannya “Wisma Laser”. Dan saya sendiri kos di Wisma Caringin Jatinangor.
Antara Ekos dan adik saya, memang keduanya berbeda angkatan di IKOPIN, tetapi karena mungkin sama-sama berasal dari Sumatera Barat, mereka menjadi dekat, bahkan sampai saat ini.
Saat selesai kuliah, keduanya memilih jalur yang berbeda. Adik saya memilih jalur perbankan, sementara Ekos memilih jadi profesional dan pengusaha. Dan juga menjadi seorang politikus.
Sangat menarik bagi saya untuk menulis perjalanan hidup Ekos ini walaupun saya mulai mengenal beliau saat kuliah di IKOPIN.
Setahu saya, sosok Ekos lahir dari keluarga biasa dan kemudian merantau kuliah di Bandung. Selama kuliah beberapa kali saya jumpa dengan beliau di Jatinangor, karena kebetulan saya secara berkala menemui adik saya di sana.
Tamat dari IKOPIN saya tidak mengetahui secara pasti kemana dan dimana beliau bekerja. Apalagi memang saya hanya setahun kuliah di Bandung dan kemudian pindah ke UI Depok.
Tapi setelah beberapa tahun kemudian saya sempat diajak bertemu di suatu tempat di daerah Tebet Jakarta dan rupanya Ekos sudah menjadi seorang pengusaha sukses.
Kesuksesan beliau tidak didapat begitu saja. Ekos memulai karir sebagai sales di Indomobil selama 3 tahun dan bekerja sebagai karyawan di perusahaan kontraktor Telkom juga selama 3 tahun dan baru mulai 2001 terjun sebagai pengusaha lewat PT Palimo yang merupakan rekanan Simens, Indosat dan Telkom.
Tentunya sebagai seorang “kakak” yang sudah lama tidak bertemu saya bangga atas keberhasilan Ekos. Setelah pertemuan tersebut, kami pun jarang bertemu lagi walaupun saya tetap mengikuti perjalanan beliau sebagai seorang pengusaha.
Dan pada suatu ketika beliau mengatakan akan terjun ke dunia politik. Yang saya ketahui saat itu Ekos bergabung sebagai kader Partai PAN, dan ternyata Ekos telah bergabung sejak tahun 1999.
Dalam karir politik Ekos juga pernah menjadi Ketua Departemen Pengurus DPP PAN, dan Wakil Ketua DPP Barisan Muda (BM) PAN pada tahun 2006. Pada tahun 2009 beliau mengikuti pemilihan DPR RI dan pada tahun 2010 Ekos ikut dalam Pilkada Kabupaten Limapuluh Kota, dan saat itu Ekos juga belum beruntung.
Setelah terjun ke politik dan mengikuti pileg DPR RI serta pilkada saya mendengar bisnis Ekos agak “terganggu”, tetapi itu hanya sebentar saja karena saya mendengar Ekos kembali “bangkit ” dalam dunia bisnis.
Tentu ini karena Ekos adalah sosok yang gigih dan sudah terbiasa dengan berbagai rintangan. Sejak 2012 beliau menjadi direktur perusahaan perkebunan kelapa sawit PT PALMA di Gorontalo dan sejak 2015 kesibukan beliau ditambah jadi direktur perusahaan ASCO dealer perusahaan otomotif ASTRA. Walau dari sebuah keluarga “biasa” Ekos berhasil menjadi sosok yang sukses dan ini tentu karena kegigihan beliau.
Di dunia pendidikan, rupanya Ekos sedang menjalani studi Program Doktor di UNJ (Universitas Negeri Jakarta). Dikarunia 4 orang anak, rupanya Ekos masih menyempatkan diri menambah ilmu di bidang manajemen dan bisnis.
Terakhir, kita mendengar bahwa Ekos di amanahkan Partai PAN sebagai calon Wakil Walikota Padang. Tentu saya mendoakan semoga Ekos berhasil meraih posisi Wakil Walikota Padang tersebut, walau untuk waktu yang relatif singkat. Mana tahu ini langkah bagi beliau untuk selanjutnya dapat menjadi seorang Kepala Daerah di Sumatera Barat. *)
Penulis adalah Dosen Universitas Andalas (Unand)