Oleh: Gusmizar
TANPA terasa telah setahun gempa vulkanik menimpa Nagari Kajai di Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, dan Nagari Malampah Kecamatan Tigo Nagari Kabupaten Pasaman, berlalu.
Tepat hari Sabtu tanggal 25 Februari 2023, merupakan tanggal yang bersejarah bagi masyarakat Nagari Kajai Kecamatan Talamau, dan masyarakat Malampah, dimana pada tanggal 25 Februari 2022 (setahun) yang lalu, bertepatan hari Jumat, sekitar pukul 8.00 Wib, gempa berkekuatan 5,1 magnitudo, disusul 6,1 dan seterusnya menimpa Nagari Kajai dan Malampah.
Penyebab Gempa 25 Februari 2022
Berdasarkan analisis BMKG, penyebab gempa di Pasaman Barat adalah adanya aktivitas sesar Sumatera. Analisis BMKG menunjukkan mekanisme sumber gempa bumi tersebut punya pergerakan geser (strike slip).
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,14° LU, 99,94° BT atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 12 km timur laut wilayah Pasaman Barat, Sumatera Barat, pada kedalaman 10 km.
Cerita Warga Saat Terjadi Gempa di Nagari Kajai
Rajo Mangkuto, warga Kajai, menyampaikan, banyak korban (warga Kajai di Kecamatan Talamau, Pasaman Barat, dan warga Malampah di Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman), terdampak gempa.
Khusus di Nagari Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, masyarakatnya harus rela menerima keadaan yang ada, walau dalam kondisi apapun.
Selain rumahnya yang roboh, tangan kanannya juga mengalami cidera retak tulang. Retaknya bahu, ulas Rajo Mangkuto, sebenarnya bukan karena diakibatkan tertimpa reruntuhan. Namun, ketika gempa terjadi ia terjatuh saat mencoba menghindari robohnya bangunan depan Masjid Raya Kajai.
Ervina, yang sehari-hari sebagai pendidik di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Kajai, mengatakan, jika ia tak menghindar dari lokasi tempatnya berdiri, mungkin nyawanya tak terselamatkan karena tertimpa reruntuhan.
“Dari rumah saya lari ke sekitar Masjid Raya Nagari Kajai, saya lari menghindar dan ingin cari anak bersama peserta didiknya,” ceritanya.
Ervina, mengakui getaran gempa saat itu terasa sangat kuat. Namun di balik bencana itu, ia tetap bersyukur masih selamat. Getaran gempa itu rasanya begitu kencang, menghentak- hentak. Alhamdulillah ia dan keluarga selamat.
Pendidik MTs Muhammadiyah Kajai lagi berharap agar pemerintah daerah terus mengawal penaganan pasca gempa bila perlu para pemangku kepentingan bermalam dan membuat posko di lokasi gempa tersebut.
Mengenang Pasca Gempa di Nagari Kajai
Capai seribuan orang, tempatnya di Masjid Raya Nagari Kajai masyarakat berbondong-bondong datang dalam rangka mengenang gempa 25 Februari 2022 dengan lantunan zikir dan doa bersama yang dipimpin oleh Ustadz Muslim Tawakal. Masyarakat Kajai datang untuk berzikir dan doa bersama atas tragedi gempa tahun lalu. “Semoga kami diberi ketabahan dan sabar,” ulas epi salah seorang warga Kajai.
Dampak Gempa Magnitudo 6,1
Dari tiga kecamatan itu, dampak yang paling parah dirasakan di Nagari Kajai Kecamatan Talamau. Tercatat, tak kurang 13 orang warga meninggal dunia. Sebanyak 1.111 unit rumah rusak berat, 1.171 unit rumah rusak sedang dan 2.172 unit rumah rusak ringan.
Akibat gempa juga merusak 131 fasilitas pendidikan 97 rusak sedang, 17 rusak ringan dan 17 rusak berat 17. Fasilitas kesehatan 17 unit dengan rusak sedang 8 unit, rusak sedang 4 unit dan rusak berat 5 unit.
Kemudian kerusakan fasilitas ibadah 50 unit dengan rusak ringan 19, rusak sedang 9 dan rusak berat 22 unit. Infrastruktur 35 dengan rusak ringan 5, rusak sedang 8 dan rusak berat 22 unit serta fasilitas pemerintah 64 dengan rusak ringan 48, rusak sedang 14 dan rusak berat 2 unit serta berdampak terhadap 400 lebih pelaku UMKM.
Data Korban Gempa yang Tercecer di Nagari Kajai
Selain belum tuntasnya pengerjaan rumah rusak berat yang telah di SK-kan oleh pemerintah ternyata masih banyak rumah warga yang ambruk belum masuk pendataan.
Misalnya di Nagari Kajai saja dari data yang ada sekitar 230 rumah warga tidak terdata atau tercecer. 4 unit rusak ringan, 58 unit rusak sedang, 156 unit rusak berat dan 12 unit tampa keterangan.
Begitu juga di daerah Bateh Pulai Nagari Pinaga Kecamatan Pasaman, yang merupakan dampak kerusakan terparah kedua itu, masih banyak yang tidur di Hunian Sementara (Huntara).
Tanggapan Pemerintah
Pj Walinagari Kajai Damris, mengatakan data susulan telah kami sampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat dan warga sangat berharap segera di SK-kan. Sedangkan total rumah rusak berat yang sudah di SK-kan di Nagari Kajai sebanyak 914 unit. Yang sudah selesai di bangun 190 unit atau persentasenya sebesar 21 persen dengan sistem pembangunan menggunakan metode domus, reimburse dan rumbako.
Sementara itu, Bupati Pasaman Barat Hamsuardi mengatakan, pihaknya saat ini sedang memacu pembangunan rumah korban gempa sesuai petunjuk BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana).
“Banyak aturan dan regulasi mengenai pendataan dan penanganan gempa saat ini. Bagi yang belum masuk akan kita usulkan kembali. Kiranya semua korban gempa medapatkan bantuan dan mari kita bahu-membahu membantu para korban,” katanya mengakhiri. *)
Penulis adalah Pranata Humas Ahli Muda Kantor Kementerian Agama Pasaman Barat