
JAKARTA, AmanMakmur — Pelaku ekonomi harus mampu menjadikan momen pasca-pandemi Covid 19 sebagai awal kebangkitan berusaha dengan menciptakan peluang baru dan senantiasa terus berupaya melahirkan inovasi melalui kreativitas, sejalan dengan kemajuan informasi dan teknologi digital.
Hal itu disampaikan Penasehat Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Yuliandre Darwis saat bicara di hadapan ratusan peserta ALSA Indonesia Seminar Entrepreneurship yang dilaksanakan oleh ALSA (Asian Law Student Asosiation) National secara daring, Sabtu (4/2/2023).
Seminar itu, selain diikuti oleh ALSA Chapter Perguruan Tinggi Negeri (PTN) seluruh Indonesia, juga diikuti oleh praktisi hukum, pelaku ekonomi dan beberapa tenaga pengajar fakultas hukum dan ekonomi di Indonesia.
Menurut Yuliandre Darwis, pelaku usaha jangan alergi terhadap bisnis digital, justru harus dapat menyesuaikan diri, jika ingin usahanya maju dan laku.
“Informasi dan teknologi adalah wujud dari kemajuan dan modernisasi. Semua bisa dilakukan dari tempat tidur, dapur dan dari ruang rumah. Semua serba praktis, tidak perlu antri dan capek, bahkan bertransaksi pun tidak perlu pegang uang tunai. Pelaku usaha yang sebelumnya menjalankan usahanya serba manual, Ini momennya untuk melakukan perubahan ke era digital, jangan sampai ditinggalkan oleh kemajuan,” ujar mantan Ketua KPI Pusat ini.
Lanjut Yuliandre, kantor Kemenparekraf RI memberi ruang kepada pelaku usaha terutama generasi milenial untuk selalu kreatif dan inovatif menciptakan sebuah produksi. Apakah itu dalam bentuk kawasan wisata produktif, maupun dalam produksi usaha yang kreatif.
Menurut Andre yang biasa dipanggil Uda itu bahwa Menparekraf Sandiaga Uno senantiasa mendorong kemajuan dan kreasi baru.
“Sudah seluruh provinsi dan hampir seluruh kabupaten kota telah dikunjungi oleh Pak Menteri, yang melihat langsung dan memotivasi pelaku usaha untuk terus bergerak maju,” tukas Yuliandre.
Yuliandre Darwis yang menampilkan judul makalah Pemanfaatan Digitalilasi Bisnis dalam Membantu Pertumbuhan UMKM itu menyebutkan bahwa selama pandemi Covid-19 telah memberikan dampak buruk terhadap pekerja Indonesia.
“Coba bayangkan, sekitar 29.4 Juta pekerja di PHK hingga dirumahkan. Akan tetapi, tidak semua pelaku ekonomi yang menurun omzetnya, ada juga yang drastis meningkat, misalnya sektor kesehatan, asuransi, suplemen kesehatan, bisnis retail, games, digital content dan bisnis online jasa pengiriman,” pungkasnya.
Seminar itu dimoderatori oleh Fachri Arsyad, alumni ALSA dari Palembang dan host Adhiqhy Putera Imansyah salah satu National Board dari ALSA Universitas Andalas Padang.
Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Menteri Sandiaga Uno, dan dihadiri Presiden ALSA Indonesia Tanisha Zhaarfa Maharani, serta menampilkan narasumber dari OJK, Bank Indonesia (BI), dan praktisi usaha.
(Rel/AG)