LIMAPULUH KOTA, AmanMakmur.com —Dengan pesatnya perkembangan dunia hari ini, khususnya di bidang teknologi, mengharuskan Muhammadiyah sebagai organisasi dakwah dan kemasyarakatan bisa mengantisipasi dampak buruknya terhadap kehidupan keumatan, terutama pada generasi muda.
Berbagai tantangan global pun saat ini harus dijawab Muhammadiyah, agar tujuan KH Ahmad Dahlan saat mendirikan Muhammadiyah di tahun 1912 dapat diwujudkan, terutama di bidang keagamaan, sosial, ekonomi, politik dan pendidikan.
Hal itu disampaikan Dr. Bakhtiar, MAg, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar, saat menjadi narasumber di Pengajian Bulanan yang dilaksanakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Limapuluh Kota, di Masjid Mutaqaddimin, Nagari Andaleh Kecamatan Luak Kabupaten Limapuluh Kota, Minggu (13/11/2022).
“Muhammadiyah didirikan berdasarkan keprihatinan KH Ahmad Dahlan terhadap kondisi kebangsaan, khususnya dalam bidang keagamaan, sosial dan pendidikan. Dan keprihatinan tersebut masih relevan dengan kondisi saat ini,” kata Bakhtiar.
Untuk itu, katanya, dituntut tanggungjawab kader dan pimpinan Muhammadiyah agar menjadi solusi terhadap permasalahan -permasalahan yang timbul di tengah-tengah masyarakat akibat pesatnya kemajuan teknologi tadi.
“Di samping yang positifnya, banyak pula dampak negatif yang ditimbulkan akibat kemajuan teknologi, khususnya pada anak-anak. Ini memerlukan perhatian kita bersama, kader dan pimpinan Muhammadiyah,” tukas dosen UIN Imam Bonjol ini.
Kemudian, pembaharuan pemikiran keislaman yang ada di Muhammadiyah dan Aisyiyah telah menimbulkan ijtihad sehingga beberapa persoalan yang awalnya tertutup, sekarang menjadi terbuka.
“Pada tahun 70-an tabu ketika itu bahwa ibu-ibu mengisi posisi tertentu di masyarakat. Oleh Majelis Tarjih Aisyiyah, saat itu sudah mulai dibuka krannya. Misalnya, untuk menjadi kepala sekolah, pemimpin di pemerintahan, dan lainnya,” kata Bakhtiar.
Bakhtiar mengingatkan agar secara ke-ekonomian, baik secara individu maupun persyarikatan, Muhammadiyah harus terus memperkuatnya melalui program-program yang bersentuhan langsung dengan peningkatan ekonomi keluarga.
Untuk itu, kata Bakhtiar, harus didorong kader Muhammadiyah menjadi bagian dari legislatif dan eksekutif, sehingganya program-program peningkatan ekonomi keumatan bisa dilakukan dengan maksimal.
“Kader-kader potensial Muhammadiyah harus masuk ke legislatif dan eksekutif agar aspirasi Muhammadiyah dapat diakomodir. Anggaran-anggaran bisa ditarik dari program-program pemerintah berkat perjuangan kader Muhammadiyah tadi,” terangnya.
Menurut Bakhtiar lagi, saat ini banyak yang ingin menggerogoti Muhammadiyah, terutama secara teologi, atau akidah. “Awalnya Muhammadiyah, kemudian di tengah jalan berbelok ke yang lain. Kemudian aset Muhammadiyah, lama-lama menjadi milik yayasan saja,” ungkapnya.
Hadir dalam pengajian bulanan PDM Limapuluh Kota tersebut, PWM Sumbar lainnya; Ketua Majelis Hukum dan HAM Boiziardi AS, SH, MH, Sekretaris Majelis Tabligh Syamsurizal, SHI, MAg, Ketua Badan Wakaf Uang (BWU) Muhammadiyah Sumbar Hendri Novigator, SPsi, MPd dan Wakil Sekretaris Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Muhammad Najmi.
Dan dari PDM Limapuluh Kota hadir Wakil Ketua Yusmar Khalif, Sekretaris Hamdi Samah, Bendahara Zulfahmi, dan pimpinan lainnya seperti Seprianto, Desembri Chaniago, serta ibu-ibu Aisyiyah.
(Ika)