
PADANG, AmanMakmur.com — Menteri Urusan Luar Negeri Australia secara resmi mengumumkan 13 dari lebih 100 pemenang hibah kolaborasi Australia-Indonesia, Rabu 17 November 2021.
Hibah bergengsi dari Pemerintah Australia ini untuk mendukung ketahanan ekonomi, kesehatan dan edukasi pasca pandemi Covid-19.
Hibah disalurkan melalui Department Foreign Affairs and Trading (DFAT) dan Australia- Indonesia Institute. Program hibah ini ditujukan untuk membangun kekuatan hubungan people to people dan institusi dengan Indonesia.
Bersama peneliti dari The University of Queensland, ranking 50 besar universitas terbaik dunia Dr Jie Wang (pariwisata), Dr Yunxia Zhu (bisnis), tim Universitas Andalas (Unand) Dr Sari Lenggogeni (pariwisata), Dr Donard Games (kewirausahaan) dan peneliti Kementerian Keuangan RI Dr Futu Faturay mengeroyok proposal program Busines Hubungan Australia-Indonesia untuk Ketahanan Bisnis Industri UMKM Pariwisata di Sumbar pasca Pandemi Covid-19.
Berkolaborasi bersama Asosiasi Industri Pariwisata Queensland Australia (Queensland Tourism Industry Council), Earthcheck yakni badan sertifikasi konsultan pariwisata terbaik dunia berbasis kebersihan, keamanan, kesehatan dan ASITA Sumbar, Pemprov Sumbar dan Kemenparekraf akan mengeroyok program ini sepanjang tahun 2022.

“Tim inti peneliti University of Queensland dan Unand mengusung program peningkatan kapabiltas dan kompetensi pelaku usaha wisata melalui mentorship, workshop dan penghargaan lainnya,” ujar Sari Lenggogeni, selaku pakar Pariwisata Unand sekaligus sebagai koordinator program di Indonesia, Kamis (18/11), melalui keterangan persnya.
Tentunya ini akan berdampak pada peningkatan kompetensi SDM atau pelaku usaha wisata yang terimbas pandemi Covid-19, karena nanti menurut Sari akan membuat jembatan penghubung mentorship antara pakar dan pelaku industri di Australia dan Indonesia.
“Tentu akan ada seleksi ketat dalam hal ini. Kita juga akan meningkatkan kapasitas kemampuan “storynomics” seperti yang diusung oleh Kemenpar dengan para pakar dan pelaku industri di Australia dan Indonesia,” terang Sari.
Melalui The University of Queensland pemerintah Australia menganggarkan dana untuk program ini.
“Kita tentu akan bersinergi, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” ujar Sari.
(Rel/Ad)