KEPULAUAN RIAU, AmanMakmur.com-–Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengawali kunjungan kerjanya di Provinsi Kepulauan Riau dengan berkunjung ke Masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat, Selasa (2/11).
Dalam kesempatan itu, LaNyalla berharap Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau mengembangkan wisata religi.
“Potensi pariwisata di Kepulauan Riau sangat besar. Pemda harus bisa mengembangkannya dengan baik untuk menggerakkan ekonomi masyarakat dan menambah pendapatan daerah,” kata LaNyalla.
Oleh karena itu, ia meminta promosi digalakkan. Agar, wisatawan dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia semakin banyak berdatangan.
“Wisata religi dan industri halal bisa membuka lapangan kerja dan membantu masyarakat dalam gerakan ekonomi lokal. Pemerintah harus fokus dan hadir untuk situs-situs religi bersejarah seperti ini,” paparnya.
Dalam kunjungannya, LaNyalla ditemani sejumlah senator yakni Fachrul Razi (Aceh), Bustami Zainudin dan Ahmad Bastian (Lampung), Eni Sumarni (Jawa Barat), Andi Muh Ihsan (Sulawesi Selatan), Habib Abdurahman Bahasyim (Kalimantan Selatan), Edwin Pratama Putra (Riau), tiga senator Kepri Ria Saptarika, Dharma Setiawan dan Richard H Pasaribu. Turut mendampingi juga Gubernur Kepri Ansar Ahmad.
Kedatangan LaNyalla disambut oleh seni Hadrah ibu-ibu di pulau yang dahulu bernama Indrasakti itu. Juga disambut oleh Ketua Masjid Sultan Riau, Raja Ali Hafiz.
Masjid Raya Sultan Riau Penyengat dibangun oleh Sultan Mahmud pada 1803. Awalnya hanya terbuat dari kayu. Kemudian pada 1832 masjid dipugar oleh Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman.
Menurut Raja Ali Hafiz, saat itu Raja Abdurrahman mengajak masyarakat bergotong-royong memperbaiki masjid.
“Masyarakat berbondong-bondong untuk ikut membangun masjid. Bahkan kaum perempuan ikut juga. Tapi mereka bekerja pada malam hari, siang harinya kaum lelaki,” ujar Raja Ali Hafiz.
Raja Abdurahman mendatangkan berbagai bahan dan kebutuhan untuk pembangunan masjid dari masyarakat dan wilayah-wilayah jajahan. Disitulah menurut Raja Ali Hafiz, banyak yang memberikan sumbangan bahan makanan, salah satunya telur.
“Saking banyaknya telur ini, kemudian kuning telurnya dimasak, putih telurnya dijadikan perekat. Makanya orang Singapura mengenal masjid ini dengan sebutan Masjid Telor,” katanya.
Raja Ali Hafiz menegaskan jika fakta itu bukan bualan. Sebab, ada ahli bangunan purbakala dari Jerman yang sudah pernah meneliti bangunan masjid dan menemukan adanya kandungan putih telur dalam bangunannya.
“Sampai saat ini masjid masih asli, tidak berubah bentuk. Bangunannya hanya dari susunan bata, tidak pakai besi. Sebagai perekatnya tanah dan putih telur itu,” terangnya.
Ditambahkan Raja Ali, masjid memiliki empat menara dan 13 kubah, sepuluh kubah berbentuk bulat dan tiga berbentuk persegi panjang. Hal itu menunjukkan angka 17 sesuai jumlah rakaat salat wajib lima waktu.
Sementara itu Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, mengatakan akan terus mengembangkan Pulau Penyengat sebagai objek vital budaya di Kepri.
“Pemda dan PUPR akan merevitalisasi, membangun infrastruktur pendukung dan menata kawasan ini lebih baik lagi. Kita sudah siapkan anggaran Rp 160 miliar untuk menatanya di tahun 2022,” katanya.
(Rel/dpd)