KABUPATEN SOLOK, AmanMakmur.com —Meski di tengah pandemi Covid-19, kelompok perempuan Sanggar Rangkiang Nagari Salayo, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, tak mau berpangku tangan berdiam diri di rumah.
Kelompok perempuan ini tetap berkarya dan berkreativitas seni merajut benang yang diasuh oleh instruktur Elya Suzemi.
Membekali anggotanya, Sanggar Rangkiang menyelenggarakan pelatihan merajut yang diikuti 65 anggotanya, Sabtu (9/10), di sekretariatnya di Jorong Galanggang Tangah, Nagari Salayo.
Disampaikan Elya Suzemi, selain memberikan pengetahuan dasar tentang seni merajut, peserta juga dilatih untuk mempraktekkan kemampuan merajut.
Para peserta semangatnya luar biasa, tampak dari raut muka mereka begitu melihat bagaimana instruktur memainkan jemari begitu lincah di antara ujung jarum dan benang untuk membuat jenis hiasan dinding.
Decak kagum di antara peserta semakin memacu semangat mereka untuk ingin bisa melakukan hal yang sama.
“Merajut adalah metode membuat kain, pakaian atau perlengkapan busana dari benang rajut. Berbeda dari menenun yang menyilangkan dua jajaran benang yang saling tegak lurus,” ujar Elya.
Lebih lanjut diterangkan Elya bahwa merajut hanya menggunakan sehelai benang. Untuk bisa melakukan ini, sebutnya, memang sangat dibutuhkan ketelitian, semangat, keuletan dan jiwa seni mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa.
Menurut pelatih rajutan di kelas internasional lewat media sosial ini, dalam pengerjaan rajut tentu melalui proses dengan segala tahapannya. Dapat dipahami bahwa proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil dari produk yang diinginkan.
“Guna mencapai hasil yang maksimal, tentu ditempuh setiap tahapan itu secara konsisten, mengarah pada hasil yang diinginkan,” tutur Elya.
Proses adalah urutan pengerjaanya atau tahap-tahapannya. Kesabaran hati dan keuletan jemari memainkan benang dan jarum sangat teruji betul.
Sementara itu, Ketua Sanggar Rangkiang Ildaweti sangat mengapresiasi kehadiran instruktur Emi Bahar yang bersedia untuk mengunjungi sanggar dan memberikan ilmu secara langsung untuk praktek yang sebelumnya belajar hanya lewat media sosial bersama Elya Suzemi.
“Ini kesempatan yang luar biasa, kami dapat bertemu tatap muka dengan Ibu Elya Suzemi dan langsung praktek. Jika hanya belajar lewat media sosial tentu kami rasakan ada kendala, tetapi dengan praktek semangat dan antuasiaisme semakin terpacu,” ujar Ildaweti dengan wajah sumringah yang diamini oleh paserta lainnya.
Menda Pamuntjak Alam selaku anak Nagari Salayo dan H. Muslim Harun Dt Magek Bajoang, seorang tokoh adat dari Kerapatan Adat Nagari (KAN) Salayo sebagai Pembina Sanggar Rangkiang pun turut mengapresisasi dan berterimaksih atas kehadiran Elya Suzemi untuk berbagi pengetahuan dan keahlian dalam rajutan.
Dengan hadirnya Elya Suzemi dan Emi Bahar sebagai instruktur semoga keberadaan Sanggar Rangkiang semakin maju pesat dalam melahirkan karya seni.
(Rel/Sanggar Rangkiang)