PADANG, AmanMakmur.com —Enam bulan sudah kursi kosong Wakil Walkota Padang tidak punya pemilik. Bahkan persiapan untuk mengisi kursi kosong itu belum juga terlihat tanda-tandanya.
Pengamat Politik UNP Eka Vidya Putra beranggapan ada mungkin kesengajaan untuk membiarkan kursi wawako itu kosong.
“Kalau ada keinginan tentu prosesnya sudah dimulai, tapi hampir enam bulan sejak Hendri Septa dilantik jadi walikota tidak ada tanda-tandanya,” ujar Eka Vidya, Kamis (26/8).
Menurut Eka, tanda kursi itu akan diisi jika walikota mengusulkan calon wakil walikota (cawawako) ke DPRD Padang, sebagai lembaga yang diberi wewenang untuk memilih wakil walikota defenitif.
“Saya melihat ada beberapa poin mengakibatkan pengisian kursi kosong Wakil Walikota Padang lelet,” ujar Eka Vidya.
Pertama, harusnya Wawako Padang sudah selesai atau setidaknya sudah berjalan tahapannya.
“Karena aturannya sudah jelas dan dilihat dari waktu terhitung sejak pelantikan sudah relatif lama,” ujar Eka.
Kedua, kenapa belum jalan, lebih pada kemauaan dari pihak-pihak yang menjadi pelaku pergantian tersebut.
“Ada dua partai pengusung yakni PAN dan PKS serta walikota sendiri, tiga elemen ini berperan memproses sebelum disampaikan ke DPRD Padang,” ujarnya.
Ketiga, apa yang bisa dijelaskan dari lambatnya eksekusi parpol pengusung dan walikota bisa disebabkan karena masih tarilk menarik siapa yang akan menjadi calon.
“Atau memang disengaja untuk tidak diproses, hingga periode jabatan walikota habis. Itu berarti Wako Padang mau single fighter memimpin kota ini,” ujar Eka.
Keempat kata Eka Vidya, soal proses lain mesti dikritik yakni apa yang sudah berjalan saat ini.
“Saya nilai lebih pada pergelutan elite politik daripada pelibatan masyarakat,” ujar Eka.
Padahal dalam konteks pemimpin, masyarakat adalah penentu kedaulatan.
Kelima, terakhir kata Eka, jika tidak dapat jalan juga menentukan Wawako Padang, maka layak disimpulkan ini sebagai kegagalan elite politik dalam membangun sistem politik lokal.
(Rel/Ad)