JAKARTA, AmanMakmur.com —Polisi mengumumkan telah menemukan profil terduga pembocor data 279 juta Warga Negara Indonesia (WNI) di BPJS Kesehatan.
“Untuk sementara penyidik telah menemukan profil milik pelaku yang ada di dalam Raid Forum itu. Profilnya penyidik sudah membaca itu, tinggal di dalami oleh penyidik,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono dalam jumpa pers di Gedung Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (15/6).
Dengan ditemukannya profil terduga pelaku tersebut, Rusdi menyatakan tak menutup kemungkinan pihaknya tentang proses lanjutan dari penyidikan perkara dugaan kebocoran data WNI tersebut.
“Ke depan ada perkembangannya. Tentunya sudah mengarah profil ke pelaku,” ujar Rusdi.
Menurut Rusdi, ditemukannya profil terduga pelaku tersebut setelah penyidik melakukan penelusuran melalui mata uang kripto atau Cryptocurrency.
“Lalu juga telah memeriksa secara online Cryptocurrency yang diduga itu milik pelaku. Untuk sementara penyidik telah menemukan profil milik pelaku yang ada di dalam Raid Forum itu. Profilnya penyidik sudah membaca itu, tinggal di dalami oleh penyidik,” ucap Rusdi.
Sebanyak 279 juta data penduduk Indonesia diduga dijual di forum online, termasuk data orang yang telah meninggal. Informasi ini berdasarkan sebuah cuitan dari akun Twitter @ndagels dan @nuicemedia yang pertama kali mengungkap kebocoran data tersebut.
Data bocor itu meliputi informasi yang cukup lengkap dari para penduduk Indonesia. Adapun informasi pribadi yang bocor meliputi Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama, alamat, nomor telepon, dan bahkan jumlah gaji juga termasuk di dalamnya.
Sejauh ini belum diketahui data bocor ini berasal dari instansi mana.
Namun, berdasarkan unggahan yang bagikan @nuicemedia, dugaan menyebutkan data yang bocor tersebut dari BPJS Kesehatan.
Untuk membuktikan kebenaran data dari 279 juta, si pengunggah data bahkan memberikan sampel berisi 1 juta data penduduk Indonesia. Sampel tersebut diunggah ke laman berbagi file bayfiles, anonfiles, dan mega.
Atas penemuan profil oleh pihak Kepolisian tersebut, Wakil Ketua DPD RI, Sultan B Najamudin melalui keterangan resminya Kamis (17/6) menyampaikan apresiasi. Senator muda asal Bengkulu ini juga meminta aparat penegak hukum segera bertindak apabila telah ditemukan bukti awal yang lengkap terhadap perbuatan melawan hukum didalamnya.
Selain itu, Sultan beberapa waktu lalu termasuk rajin memberi literasi Digital. Bahwa di antara pengguna internet di Indonesia yang semakin tinggi, saat ini kejahatan di ruang digital pun ikut mengkhawatirkan.
Pria yang merupakan pimpinan umum dari majalah HealthNews ini juga sibuk dalam aktifitas mengedukasi masyarakat agar mampu menampilkan konten kreatif mendidik yang menyejukkan dan menyerukan perdamaian.
Sebab, tantangan di ruang digital semakin besar seperti konten-konten negatif, kejahatan penipuan daring, perjudian, eksploitasi seksual pada anak, ujaran kebencian, radikalisme berbasis digital. Selain menambah wawasan, terhibur, untuk promosi bisnis dan turisme, ruang digital sehat juga bisa membuat seseorang mendapat pekerjaan profesional sehingga bisa membuat seseorang bangga dengan kreativitas dan bahagia.
Mantan Wakil Gubernur Bengkulu ini mengingatkan, agar kita tidak masuk ekosistem internet yang tidak sehat seperti cyber-bullying, sebar hoaks, iklan palsu, provokasi, berita kekerasan, hingga pelecehan sexual online yang meningkat di masa pandemi. Semua itu memberi kecemasan, emosi, amarah yang memunculkan depresi hingga bunuh diri.
“Kita harus membiasakan internetan sehat yang bisa dimulai dengan double check fakta berita, tulis sumber saat mereferensikan sesuatu, membayangkan perasaan pihak yang menerima komentar, dan mengingat dampak dunia maya di dunia nyata, serta harus memastikan pesan yang disampaikan bermanfaat,” ujar Sultan.
(Rel/dpd)