PADANG, AmanMakmur.com —Kumpulan pemikiran dan tulisan pakar sejarah Universitas Negeri Padang (UNP), almarhum Prof Mestika Zed diterbitkan sebanyak 5 jilid, dengan judul Warisan yang Tercecer: Tokoh dan Politik.
Adapun buku ini dicetak penerbit Pustaka Artazz, dan dieditori oleh Armaidi Tanjung, yang merupakan seorang wartawan dan penulis yang banyak bekerjasama dengan almarhum Prof Mestika Zed dalam beberapa kegiatan termasuk penulisan buku karya mendiang.
Pada buku ini juga ada “sekapur sirih” atau dari Rektor UNP, Prof Ganefri.
Menurut editor buku Armaidi Tanjung, dalam buku ini berisikan karya-karya beliau yang dipresentasikan dalam berbagai waktu dan kesempatan seminar, lokakarya, workshop, pelatihan, baik di tingkat lokal, nasional, dan maupun internasional.
“Karya ini berbentuk draft naskah tulisan, makalah, paper, riset dan penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan focus group discussion (FGD) yang lebih dikenal sebagai diskusi terpumpun, dan sebagainya,” ujar Armaidi.
Rektor UNP Prof Ganefri ketika menerima buku ini dari editor Armaidi Tanjung, di Rumah Dinas Rektor di komplek UNP Air Tawar Padang, Senin (3/5), meyambut baik penyusunan buku ini, dari sisi pribadi dan kelembagaan sangat penyusunan penting.
“Buku ini memperkaya literatur tentang nama besar seorang Mestika Zed baik dari khazanah ilmu sosial terutama sejarah dan sekaligus dari sisi kelembagaan untuk UNP. Karya-karya almarhum, telah banyak mengharumkan nama lembaga kita,” ungkap Ganefri.
Sementara itu, Dekan Fakutas Ilmu Sosial UNP Siti Fatimah ketika diwawancarai terkait sosok Prof Mestika Zed yang karyanya disusun dalam Buku Warisan yang Tercecer: Tokoh dan Politik ini, menyatakan bahwa Prof Mestika Zed tidak saja seorang akademisi yang mumpuni tetapi dia juga seorang praktisi yangg humanis, sensitif terhadap lingkungan.
“Sulit rasanya menemukan sosok yang perfeksionis seperti beliau hari ini, karena pada umumnya kita hari ini banyak terjebak pada pragmatisme, tidak saja politisi, tetapi juga termasuk akademisi,” ucapnya.
Lanjut Siti, pengalamannya lebih kurang 30 tahun bersama Prof Mestika Zed di dunia akademisi dan praktisi, banyak sedikitnya juga telah memengaruhi karakternya yang tidak bisa banyak basa basi.
Harapan ke depan, lanjutnya, mudah-mudahan akan muncul Mestika Zed lainnya dalam konteks yang sesuai dengan jiwa zamannya.
Hendri Ainsyah Koto, seorang mantan asisten riset Prof Mestika Zed yang saat ini jadi Kasi SMA di Cabdin Pendidikan Wilayah II Sumbar, ketika dimintai keterangan tentang isi ke lima jilid buku itu menuliskan bahwa secara umum karya Prof Mestika Zed ini bisa dikelompokkan ke dalam enam kelompok.
Pertama, penulisan sejarah, tokoh-tokoh Minangkabau yang menjadi pahlawan lokal dan nasional pada masa kemerdekaan Republik Indonesia maupun masa perjuangan melawan penjajahan, seperti Sultan Alam Bagagarsyah, Mohammad Saleh Datuak Rangkayo Basa, Rangkayo Hj. Syamsidar Yahya, Muhammad Hatta, Muhammad Yamin, Engku Muhammad Sjafei, Hamka, Muhammad Natsir, dan lainnya.
Kedua, kajian terhadap Sejarah Lokal dan Sejarah Nasional Indonesia dalam pergerakan kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945.
Ketiga, tinjauan terhadap sejarah dunia, sejarah Islam, dan Indonesia dalam “arus sejarah”.
Keempat, perkembangan kajian sejarah, teori keilmuan, dan metodologinya yang saling berjalin-berkulindan antara satu sama lainnya (sejarah, sosiologi, antropologi, geografi, ekonomi, hukum, dan budaya.
Kelima, mahasiswa, perkembangan pendidikan tinggi Indonesia, dan ketentuan/peraturan terkait pendidikan tinggi Indonesia.
Kemudian, keenam, almarhum Prof Mestika Zed menerjemahkan karya sangat menarik tentang Minangkabau (Diseertasi Elizabeth E. Graves di Universitas Wisconsin Amerika Serikat, 1977 dan menjadi Cornell Modern Indonesia Project, 1981, Itacha, NY: Cornell Southeast Asia Program Publication). Buku yang berjudul “Asal Usul Elit Minangkabau Modern: Respon Terhadap Kolonial Belanda Abad XIX/XX” adalah sebuah karya monumental tentang Minangkabau dan akan sangat baik dipelajari oleh generasi penerus bangsa.
(Rel/humas-unp)