PADANG PARIAMAN, AmanMakmur.com —–Masyarakat Nagari Lareh Nan Panjang Barat, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman sangat mendambakan jalan di nagarinya dilalui kendaraan roda empat. Saat ini ke kantor walinagari saja masih jalan berbatu yang becek dan berlubang ketika musim hujan. Jalan yang sama dilalui pula oleh siswa-siswi SMA 2 Sungai Sariak.
Hal itu diungkapkan oleh Walinagari Lareh Nan Panjang Barat, Asrul Maiyulis. “Kami sangat berharap dengan kedatangan Bapak ke nagari kami dapat membawa perubahan terhadap nagari kami. Sudah lama warga kami mendambakan jalan di sini dilalui roda empat,” ungkapnya kepada Anggota DPD RI H Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa, S.IP., MH yang berkunjung ke nagari itu, Selasa (27/4).
Menurut Asrul, kantor nagari menjadi dambaan mereka pula. Diharapkan pada 2022 ini sudah dapat dibangun.
Asrul juga mengatakan, masyarakatnya ingin pembuatan jembatan di Kampung Pagang. Dengan adanya jembatan itu, maka akan dekat jarak tempuh ke pusat pemerintahan kecamatan. Sebab selama ini, jika ingin berurusan ke kecamatan harus berputar dulu ke Kota Pariaman.
Juga diharapkan Asrul ada upaya normalisasi Batang Pariaman dan Batang Mangoi. Dikatakannya, Batang Pariaman memang kecil, tapi jika sudah meluap tak terkira bencana yang diakibatkannya.
Ada sekitar 42 hektar sawah yang tak tergarap. Bahkan setelah banjir bandang beberapa waktu lalu, 30 hektar sawah telah dibuat rata dengan tanah. Tidak bisa digarap lagi.
Kepada Leonardy, Walinagari yang akrab dipanggil Damai ini tak lupa mengungkapkan potensi wisata di nagarinya. Yaitu makam Syekh Madina yang merupakan guru dari Syekh Burhanuddin di Korong Toboh Karambia, Surau Gadang Ampalu dan Puncak Ponggong dimana bermakam Nyiak Ponggong.
Potensi nagari akan terekspos jika jalan ke nagari ini sudah bisa dilalui roda empat. Akses jalan juga akan memudahkan bagi pengangkutan hasil kebun cabe yang marak dikembangkan oleh generasi muda di sana. Juga pemasaran hasil kerajinan warga.
“Kami berharap aspirasi masyarakat kami mendapatkan angin segar untuk direalisasikan,” ujarnya.
Pemaparan walinagari itu didukung Camat VII Koto Sungai Sariak, Imra Usni. Ada beberapa permasalahan yang bersamaan dengan nagari lain di kecamatan tersebut.
“Bang Leo ini telah memberikan jawabannya akan turut memfasilitasi persoalan yang dihadapi. Manfaatkan kehadiran tokoh kita ini sebaik mungkin untuk menyampaikan usulan, pertanyaan dan lainnya bagi kemajuan daerah kita ke depannya,” sebutnya.
Anggota DPD RI Leonardy Harmainy mengapresiasi cita-cita walinagari untuk menghubungkan jalan di nagarinya yang bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Ini cita-cita yang mulia. Harus didukung dan semoga segera terwujud dan tinggal bagaimana memperjuangkannya di Musrenbang. Lalu mengawalnya agar bisa didanai APBD Kabupaten Padang Pariaman jika jalan itu kewenangan kabupaten,” ungkapnya.
Ketua Badan Kehormatan (BK) DPD RI itu menyarankan Walinagari Asrul untuk mendata semua jalan yang ingin dilalui oleh roda empat. Dari jalan yang ada itu tentukan mana jalan yang kewenangannya kabupaten, mana jalan yang kewenangannya desa/nagari
Jalan yang kewenangannya kabupaten, diperjuangkan di Musrenbang nagari hingga kabupaten dan dikawal hingga bisa dianggarkan di APBD kabupaten. Namun jika kewenangannya di tingkat nagari, harus ada kesepakatan di tingkat nagari untuk secara berangsur membuat jalan tersebut.
Untuk kantor nagari, sebagaimana di nagari lain yang pernah dikunjungi, Leonardy memandang kantor lebih baik dibangun dengan APBD kabupaten. Walinagari lewat forum walinagari memperjuangkannya ke bupati.
“Saya pun dalam kesempatan yang baik akan berdiskusi, memberikan pandangan dan peluang yang baik juga bagi adik saya itu jika mau membangun kantor walinagari yang representatif,” ulasnya.
Adapun soal peluang wisata religi Syekh Madinah, Leonardy menyarankan walinagari untuk berupaya agar makam itu dikunjungi juga saat basafa. Dia pun akan akan coba mendiskusikannya dengan para guru di Tarikat Syattariyah untuk mendorong makam Syekh Madinah turut dikunjungi jemaah ketika berziarah ke makam Syekh Burhanuddin.
Perjuangkan Budaya Minang
Ketua Bamus Lareh Nan Panjang Barat, Jali Tanjung menyebutkan sangat tertarik dengan ulasan Leonardy tentang Permendes No 13 Tahun 2020 yang menjadikan SDG’s Nasional menjadi SDH’ Desa. Jali Tanjung tertarik dengan Desa Tangguh Budaya.
“Alangkah bagusnya diupayakan pelestarian budaya Minangkabau. Namun ini sulit dilakukan jika tanpa dukungan dana,” ungkapnya.
Walinagari menyebutkan sudah menganggarkannya di rancangan anggaran pendapatan dan belanja nagari. Namun dicoret di kabupaten.
Menanggapi hal ini, Leonardy menegaskan sesuai Permendes Nomor 13 Tahun 2020 itu ada 9 tipe desa yang bisa diwujudkan oleh desa/nagari. Ada desa tanggap budaya dimana pengembangan seni dan budaya bisa didanai dengan dana desa. Namun yang dibiayai itu adalah kegiatannya sementara honor dan lainnya tidak.
Untuk itu, sangat dianjurkan nagari mendirikan BUMNag dan mengembangkannya dengan baik. Suruh kelola dengan sumberdaya manusia yang handal hingga mendatangkan keuntungan. Keuntungan ini bisa digunakan untuk membiayai yang tidak dibolehkan pada dana desa.
(Rel/zul)