JAKARTA, AmanMakmur —Ketua Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat, Yuliandre Darwis mengatakan kondisi saat ini merupakan kesempatan yang kini dimanfatkan oleh para penggiat teknologi yang turut serta membantu para pelaku UKM mengadaptasi layanan berbasis teknologi untuk menjalankan pemasaran secara online.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 64 juta. Angka tersebut mencapai 99,9 persen dari keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia.
Hal ini mengartikan, kata Yuliandre, bahwa hampir semua usaha yang ada di Indonesia adalah bentuk dari UMKM. Daya serap tenaga kerja UMKM adalah sebanyak 117 juta pekerja atau 97 persen dari daya serap tenaga kerja dunia usaha.
Oleh karenanya Indonesia mempunyai potensi basis ekonomi nasional yang kuat karena jumlah UMKM terutama usaha mikro yang sangat banyak dan daya serap tenaga kerja sangat besar.
“Pandemi Covid tentu mempengaruhi bisnis UMKM. Masalah yang terjadi di masa pandemi ini antara lain adalah penurunan penjualan, pasokan bahan baku yang terbatas, terjadinya PKHK karyawan, dan UMKM yang kesulitan membayar pinjaman,” kata Yuliandre Darwis saat menjadi pemateri dalam diskusi berbasis daring yang di selenggarakan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dengan tema “Pemanfatan IT Dalam Rangka Mendukung UMKM Yang Berdaya Saing” di Jakarta, Jumat (19/3).
Pria yang akrab di sapa, Andre ini mengungkapkan terdapat beberapa permasalahan struktural Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) perlu diselesaikan, sehingga UMKM dapat berperan lebih dalam perekonomian nasional.
Andre melihat bedasarkan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI transformasi ke era digital sesungguhnya sangat bermanfaat bagi UMKM terutama di era pandemi ini, dan sebanyak 81 persen pelaku usaha mengaku internet membantu usaha mereka selama pandemi. Selain untuk meningkatkan kompetensi, internet ternyata berdampak langsung terhadap kelangsungan usaha.
Dalam upayanya, tambah Andre pemerintah terus menekan UMKM Go Digital. Digitalisasi merupakan bagian penting dari program transformasi UMKM dan koperasi. Ditambah pola konsumsi masyarakat telah berubah akibat pandemi Covid-19.
“Konsumen lebih memilih berbelanja online karena dianggap lebih mengurangi risiko penularan virus. Tren baru ini akan menjadi kebiasaan masyarakat hingga di masa mendatang,” pungkas Yuliandre.
Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta mengatakan era 4.0 memberikan efek pada perkembangan teknologi dalam berbagai bidang di Indonesia. Seiring perkembangan teknologi, perkembangan dunia bisnis telah berubah semenjak kemajuan teknologi di Indonesia.
Masyarakat Indonesia memiliki kreativitas yang beragam, hal itu sangat berpotensi membangun Usaha Kecil Menengah (UKM) yang memiliki daya saing tinggi. Hanya saja sebagian orang tidak tahu cara membangun suatu produk menjadi dikenal dan punya potensi pasar yang luas dengan pemanfaatan teknolgi internet.
“Kondisi tersebut merupakan kesempatan yang kini dimanfatkan oleh para penggiat teknologi yang turut serta membantu para pelaku UKM mengadaptasi layanan berbasis teknologi untuk menjalankan pemasaran secara online,” kata Sukamta.
Sukamta memandang kondisi hari ini merupakan kesempatan yang kini dimanfatkan oleh para penggiat teknologi yang turut serta membantu para pelaku UKM mengadaptasi layanan berbasis teknologi untuk menjalankan pemasaran secara online
(Syahrul)