Oleh : Dr. Suryani, MSi
BERDASARKAN informasi dari seorang warga Bekasi Jawa Barat bernama Monica, yang menceritakan kisahnya sempat divonis positif virus corona (Covid-19), dimana ia dirujuk ke RSUD Bekasi dan masuk ruang isolasi khusus di rumah sakit tersebut.
Monica masuk ruang khusus itu berdua bersama seorang pasien lagi yang kondisinya juga sama parahnya, dengan kondisi lemas, dan bernapas pun susah. Semua alat medis dipasang, tapi kondisi tubuhnya saat itu tak kunjung membaik. Kini Monica telah dinyatakan sembuh total. Bagaimana bisa?
Ternyata Monica mengonsumsi minyak kelapa produk lokal negeri ini yang dapat mendukung kesembuhannya dari Covid-19. Minyak kelapa murni itu namanya Virgin Coconut Oil (VCO). Kenapa VCO bisa membantu menyembuhkannya?
Ada 3 hal yang perlu diketahui yaitu ; Pertama, karena VCO mengandung asam lemak rantai sedang MCT (Medium Chain Trigliserida) yang tinggi, terutama asam lemak jenis asam laktat. Penelitian saya yang diterbitkan pada Jurnal Internasional Scopus Q2,“ Processes” Volume 8, April 2020 ini [1], kandungan asam laktat yang terdapat pada VCO dengan menggunakan kelapa dari daerah Sikucur, Kabupaten Padang Pariaman adalah 54,08%.
Dinding sel virus merupakan lapisan lemak. Dalam ilmu Kimia, lemak akan melarutkan lemak, sehingga asam lemak yang ada pada VCO akan menghancurkan lemak dinding sel virus. Akibatnya virus mati, karena dinding selnya hancur. Dengan minum air yang banyak, virus yang sudah mati akan terbawa ke luar tubuh bersama pembuangan kita. Tapi kalau kurang minum air, virus ini bisa hidup lagi. Inilah yang terjadi pada pasien yang pada saat pertama dianalisa positif Covid-19, setelah itu diperiksa lagi negatif. Lalu besoknya diperiksa lagi, positif lagi.
Kedua, VCO yang pembuatannya melalui fermentasi santan, mengadung BAL (Bakteri Asam Laktat). Pada BAL ini terdapat bakteriosin yang juga telah dilakukan penelitian bahwa pada VCO ada bakteriosin yang di publikasi pada Jurnal Internasional Scopus Q4, “Transylvanian Review” Volume XXIV , tahun 2016 [2], [3], [4], [5] yang dapat membunuh bakteri jahat dan virus.
Dikatakan mempunyai kemampuan antimikroba yaitu antibakteri dan antivirus [6] dan penelitian saya yang dipublikasi pada Jurnal Internasional Scopus Q3 “ Rasayan Journal Chemistry” Volume 11, No 3,tahun 2018 [7][8] telah membuktikan bahwa VCO dapat membunuh bakteri Pseudomonas aereginosa, Staphilococcusaureus, Proteus mirabilis, dan Klebsiella yang merupakan bakteri penyebab Otitis Media Supuratif Khronis (OMSK).
Bagaimana cara kerja bakteriosin ini membunuh virus atau bakteri? Seperti ilustrasi pada gambar berikut ini ;
SEL VIRUS –Mekanisme Bakteriosin menghancurkan dinding sel virus. (Foto : Dok)
Panah biru adalah bakteriosin dan panah merah adalah molekul lemak pada dinding sel Virus maupun bakteri patogen (mikro-organisma). Mulanya bakteriosin menempel pada dinding sel, setelah itu dengan terjadinya reaksi kimia antara bakteriosin dan lemak pada dinding sel, akan terbentuk pori atau lubang, sehingga sel virus bocor dan virusnya mati.[9]
Ketiga, VCO juga mempunyai kemampuan immunomodulator, sebagaimana yang diteliti oleh Widyaningrum dan dipublikasi pada Jurnal Internasional Scopus Q1 “Heliyon” Volume 5 tahun 2019 [6]. Immunomodulator adalah zat yang dapat memodulasi (mengubah atau memengaruhi) sistem imun tubuh menjadi ke arah normal.
Immunomodulator bekerja dengan cara menstimulasi sistem pertahanan natural atau adaptif, seperti contohnya mengaktifkan sitokin yang secara alamiah akan membantu tubuh dalam memperbaiki sistem kekebalan tubuh. Imunomodulator berperan menguatkan sistem imun tubuh (imuno stimulator) atau menekan reaksi sistem imun yang berlebihan (imuno suppressan).
Dengan 3 hal yang terdapat pada VCO, maka minyak kelapa murni ini dapat menjadi rujukan obat Covid-19. Memang butuh penelitian yang lebih lanjut, tapi setidaknya sudah ada bukti yang sehat dengan mengonsumsi VCO, seperti pengalaman Monica di atas.
Pengalaman pribadi saya, penyakit yang disebabkan virus yang lain seperti demam berdarah, flu, herpes dan campak, terbukti sembuh dengan mengonsumsi VCO. Di samping diminum, juga dioleskan pada permukaan kulit yang dikenai herpes dan campak, dan Alhamdulillah sembuh. *)
Penulis adalah :
Dosen PNSD LLDIKTI Wilayah X dpk Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat (UMSB)
Daftar Pustaka
[1] S. Suryani, S. Sariani, F. Earnestly, and M. Marganof, “A Comparative Study of Virgin Coconut Oil , Coconut Oil and Palm Oil in Terms of Their Active Ingredients,” Processes, vol. 8, no. April, pp. 1–11, 2020.
[2] A. Suryani, Dharma A, Manjang Y, Arief S, “Isolation and Characterization of Bacteriocins Bacteria Lactobacillus Plantarum Strain NM178-5 from Fermentation Process with Contained on Coconut Milk,” Transylvanian Reviwer, vol. XXIV, no. 6, pp. 614–628, 2016.
[3] Fernanda Mozzi, Biotecnology of Lactic Acid Bacteria , Novel Applications, vol. 1. 2010.
[4] S. S. Chiang and T. M. Pan, “Beneficial effects of Lactobacillus paracasei subsp. paracasei NTU 101 and its fermented products,” Appl. Microbiol. Biotechnol., vol. 93, no. 3, pp. 903–916, 2012.
[5] dan J. Yuni Nurisva Maya Sari, Sumaryati Syukur, “ISOLASI, KARAKTERISASI, DAN IDENTIFIKASI DNA BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIMIKROBA DARI FERMENTASI MARKISA KUNING ( Passiflora edulis var. flavicarpa),” J. Kim. Unand, vol. 2, no. 2303–3401, pp. 81–91, 2013.
[6] D. C. Widianingrum, C. T. Noviandi, and S. I. O. Salasia, “Antibacterial and immunomodulator activities of virgin coconut oil (VCO) against Staphylococcus aureus,” Heliyon, vol. 5, no. 10, p. e02612, 2019.
[7] S. Suryani, Zulmardi, A. Dharma, and N. Nasir, “Isolation and identification of pathogenic bacteria secretion of chronic suppurative otitis media patients,” Rasayan J. Chem., vol. 11, no. 3, pp. 1139–1143, 2018.
[8] M. J. García-Murria, N. Expósito-Domínguez, G. Duart, I. Mingarro, and L. Martinez-Gil, “A bimolecular multicellular complementation system for the detection of syncytium formation: A new methodology for the identification of Nipah virus entry inhibitors,” Viruses, vol. 11, no. 3, 2019.
[9] H. Lee and H. Y. Kim, “Lantibiotics, Class I Bacteriocins from the Genus Bacillus,” J. Microbiol. Biotechnol., vol. 21, no. 3, pp. 229–235, 2011.